Senin, 25 Mei 2020

25 April 2020

Tepat satu bulan, kejadian yang tak disangka2 dan tak satu orangpun menginginkannya. Aku mengalami kecelakaan lalu lintas hari sabtu tanggal 25 April 2020. Saat aku hendak menyebrang untuk mendapatkan angkutan umum yg biasa ku tumpangi menuju ke kantor. Pukul 07.05 jalan Ngumban Surbakti terasa sepi, bisa dibilang kendaraan yg melintas hanya satu dua, itupun masih jauh. Lalu aku mulai menyebrang menuju trotoar. Sebelum tiba di trotoar, akupun tak sadarkan diri, hingga aku sadar kembali darah di rambutku sudah bergumpal, sekujur tubuhku terasa sakit khususnya di bagian kepala, dan badan di bagian kanan. Entah bagaimana posisi ku ketika ditabrak aku tak tau. Menurut saksi yang berada di lokasi sekitar, motor yang menabrakku melaju dengan kecepatan tinggi, dan saat hendak menekan rem dia mental dan mengalami luka dibagian tangan.

Beruntung masih ada yang menolongku dan membawaku ke klinik terdekat untuk pertolongan pertama, dan mereka menghubungi keluargaku. Singkat cerita, kakakku datang ke klinik mengecek kondisi ku, apapun yg di sentuhnya terasa sakit bagiku dan aku merintih kesakitan, ternyata bagian dahi kanan ku dijahit. Setelah selesai di obati akhirnya akupun di bawa ke Rumah Sakit Materna untuk melakukan  CT Head scanning karena benturan di kepala sangat bahaya. Setelah itu aku pulang untuk rawat jalan. Hasil scanning dari rumah sakit baru diambil keesokan harinya yg menunjukan ada cedera di kepalaku, pembekakan dan penggumpalan darah di bagian kepala (hematoma).

Berbagai macam obat ku konsumsi, bahkan semua asupan yang bergizi di berikan padaku, kala itu aku belum bisa makan sendiri dan bergantian teman dan kakakku yg menyuapi ku. Aku bersyukur karna dengan tulus mereka dapat merawatku, dengan semangat aku makan berharap aku segera pulih. Namun, setelah berlalu 2 hari kpndisi ku semakin memburuk aku muntah-muntah dan kepalaku semakin membengkak, mata kananku juga bengkak. Kakak semakin khawatir akan kondisiku dan menganjurkan aku untuk opname di rumah sakit. Akhirnya dia menghubungi mama di kampung untuk datang merawat ku di rumah sakit.

Tepatnya di hari selasa aku opname di Rumah Sakit Mitra Sejati di kelas 2 ruangan bougenville, disana aku ditangani oleh dokter saraf. Aku merasa bagian dada dan perutku nyeri dan akupun melakukan scanning. Namun hasilnya normal, itu hanya memar di luar akibat benturan saja.
Menurut dokter yang menangani ku saat itu, benturan di kepala saat kecelakaan membuat otakku berguncang sehingga butuh waktu 2-3 minggu untuk otak tersebut kembali ke posisi yang tepat.

Dengan penuh kasih dan kesabaran mama ku merawatku di rumah sakit, karna aku belum bisa berbuat banyak. Bersyukur untuk kesehatan yang Tuhan berikan bagi mama, aku tau kondisi kekebalan Tubuh mama sudah menurun namun Tuhan terus menguatkan mama,  walaupun kala itu mama sempat drop karna kelelahan dan kurang tidur, tensinya tinggi.

Tidak terasa 4 hari sudah aku melewati rawat inap di rumah sakit dengan berbagai macam suntikan yang masuk, obat-obatan, bahkan makanan2 yang sehat. Kalau kembali mengingatnya aku selalu merintih kesakitan saat suntikan itu masuk ke tubuhku, 3 kali sehari disuntik dengan 4 cairan di jarum suntik yang berbeda2. Tak jarang air mataku menetes karna sakitnya. Namun aku melihat di sampingku seorang ibu dengan penyakit yang lebih parah dariku, pendarahan yang terus terjadi sehingga membutuhkan banyak kantong darah untuk dapat bertahan hidup. Disitu aku kembali tersentak dan bersyukur kepada Allah yang masih memberikanku kekuatan walaupun kala itu aku merasa di titik paling lemah sepanjang hidupku, merasakan kesakitan yang sangat menyiksa tetapi masih ada yang lebih parah dariku. Itu yang membuatku terus bersyukur. Aku percaya setiap kejadian yang aku alami semua akan mendatangkan kebaikan. Aku juga bersyukur dilayani oleh seorang pendeta yang melakukan penginjilan ketiap kamar di rumah sakit, memuji Tuhan dan berdoa bersama. Hingga aku berpikir nanti ketika aku pulih, aku bersama adik kelompokku rindu untuk melakukan hal yang sama kepada pasien yang sakit.

Ketika kami sudah kembali kerumah untuk melakukan rawat jalan, aku disambut oleh keponakanku yang sangat aku kasihi, senang bisa kembali melihat canda tawa mereka yang selama di rumah sakit tidak kurasakan. Dua, tiga hari berlalu dan aku merasakan kondisi tubuhku yang semakin pulih, termasuk juga karna obat cina yg kuminum, aku merasa semakin segar. Walaupun harganya selangit, tapi itu tidak seberapa dibandingkan aku harus sakit.

Aku bersyukur ditengah pandemi yg melanda Indonesia, aku tetap merasakan kehangatan dari orang orang yang ku kasihi, baik itu keluarga, saudara, sahabat serta teman-teman yang membantu proses pemulihanku dalam doa dan semangat. Bahkan tidak sedikit yang meluangkan waktunya untuk datang berkunjung ke klinik, rumah sakit, rumah kakak, hingga sekarang aku sudah kost juga masih ada yg berkunjung melihat keadaanku.

Hingga saat ini aku masih merasakan kepalaku yang terkadang oyong dan berdenyut. Bahkan ketika aku kelelahan nheri di kepalaku pun terasa. Aku percaya dengan terjadinya semua ini akan mendatangkan kebaikan. Semoga semakin hari pemulihan demi pemulihan boleh Tuhan nyatakan dalam tubuhku. Tetap jaga kesehatan buat kita semua. Jesus Bless us😊